Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak paling bawah dan berhubungan langsung dengan tanah. Pondasi berfungsi meneruskan beban dari struktur di atasnya ke bawah pondasi atau ke tanah. Namun ada juga pondasi yang menahan beban dari samping, misalnya dinding shearwall, dinding bendungan, dinding kantilever dan dinding penahan tanah. Akan tetapi, pada bendungan digunakan dinding geser karena tidak menahan tanah melainkan menahan air.
Pondasi dibagi menjadi 2, yaitu :
Pondasi dangkal (memiliki kedalaman maksimal 3 m)
Pondasi dalam (memiliki kedalaman minimal 3 m). Untuk pondasi dalam dengan kedalaman 6 m atau kurang, dapat digunakan pancang kayu. Sedangkan untuk pondasi dalam dengan kedalaman lebih dari 7 m harus menggunakan pancang baja.
DAYA DUKUNG TANAH (BEARING CAPACITY)
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan beban dari pondasi.
σt = 250 kg/cm2
Daya dukung batas/ijin tanah adalah kemampuan maksimum tanah menahan tekanan dari pondasi tanpa terjadi kelongsoran.
σ̅ = σt/SF = 250/3
SF= safety factor
Metode yang Digunakan untuk Menghitung Daya Dukung Tanah
Metode Terzaghi
Metode Meyerhof
Metode Hansen
Kapasitas Daya Dukung Tanah Menurut Terzaghi untuk Pondasi Dangkal
Pondasi menerus dengan lebar B
qu = c . Nc + γ . Df . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ
Pondasi lingkaran dengan jari-jari R
qu = 1,3 . c . Nc + γ . Df . Nq + 0,6 . γ . R . Nγ
Pondasi bujur sangkar dengan sisi S
qu = 1,3 . c . Nc + γ . Df . Nq + 0,4 . γ . S . Nγ
Pondasi persegi panjang dengan alas B x L
qu = c . Nc (1+0,3 B/L) + γ . Df . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ
Dimana :
qu = daya dukung utimate/daya dukung batas
c = kohesi tanah
γ = berat isi/berat jenis
Df = kedalaman
B = lebar
R = jari-jari
S = sisi
L = panjang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar