Kayu dapat dirusak oleh : air, jamur, serangga, binatang laut, kerusakan mekanis dan api. Apabila kadar air lebih besar dari 20 % secara berulang-ulang atau untuk waktu yang lama, kayu yang tidak diolah dapat menjadi lapuk dan busuk seperti halnya akibat jamur, akibatnya terjadi penurunan kekuatan kayu tersebut. Serangga membuat lubang pada kayu untuk dimakan atau sebagai tempat bertelur. Organisme laut yang hidup di air asin atau di air payau membuat lubang dan lorong-lorong pada kayu yang umumnya pada batas muka air.
Jaminan terbaik agar kayu bebas dari pelapukan adalah menggunakannya di lingkungan yang tidak memungkinkan pelapukan. Kayu yang digunakan pada kondisi yang memungkinkan tumbuhnya jamur dan pembusukan harus diolah dengan bahan pemelihara kayu (kreosot-minyak tar-batu bara, bahan kimia pelindung). Kayu dilindungi terhadap serangga dengan pengecatan lapisan cat atau bahan kimia. Pelindung terbaik bagi kayu yang digunakan dalam air laut atau air payau adalah pemberian tekanan tinggi dengan kreosat-tar-batu bara atau dengan larutan kimia yang disetujui. Bagi keamanan terhadap kebakaran, diasin konstruksi kayu harus mempertimbangkan penempatan dinding penahan api dan perlindungan dari kebakaran, serta lapisan permukaan interior untuk menjamin bahwa permukaan tersebut tidak akan memperbesar api. Kayu jika termakan api akan membentuk sendiri suatu lapisan arang pelindung permukaan, jadi mempunyai pelindung terhadap kebakaran sendiri.
Walaupun menjadi arang, tetapi lapisan dibawahnya tetap mempunyai kekuatan memikul beban ekuivalen dengan kapasitas penampang yang tidak menjadi arang. Seringkali kayu yang berat tetap memiliki kekuatannya setelah mengalami kebakaran yang lama. Kayu tidak seperti bahan lain , tidak mengalami destorsi yang besar akibat temperatur. Karena itu tidak terjadi dinding bergeser atau tertekan oleh bagian-bagian yang memuai, seperti yang terjadi pada bahan-bahan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar